Bagaimana Penyakit Jantung Koroner Bisa Terjadi? Inilah Faktanya!

Kasus penyakit jantung koroner hingga saat ini masih menjadi momok bagi banyak orang. Banyak kasus kematian mendadak karena serangan jantung tidak didahului riwayat penyakit jantung. Padahal, sebenarnya penyakit jantung koroner tersebut sudah lama diderita orang yang meninggal tersebut hanya saja gejalanya kerap diabaikan. Mempersiapkan asuransi kesehatan terpercaya seperti produk asuransi kesehatan dari PFI bisa menjadi jaminan ketenangan finansial dan kesehatan keluarga.

Jantung koroner adalah suatu kondisi penyakit di mana ada sumbatan timbunan lemak di bagian pembuluh darah jantung atau yang disebut arteri koroner. Sumbatan lemak tersebut membuat pembuluh darah menyempit sehingga menghalangi aliran darah ke jantung. Ketidakmaksimalan aliran darah ke jantung alhasil membuat jantung tidak mampu memompa darah dan oksigen untuk disebarkan ke bagian tubuh lainnya.

Tingkat kematian karena penyakit jantung koroner bahkan mencapai 31% dari total kematian di dunia pada 2015 berdasarkan data World Health Organization (WHO). Sementara itu di Indonesia, tingkat kematian karena jantung koroner bahkan mencapai 35% dari seluruh kematian. Dalam kata lain, penyakit jantung koroner merupakan penyebab kematian tertinggi di negara ini.

Kewaspadaan terkait jenis penyakit ini pun tidak boleh dikurangi. Apalagi menurut data Riset Kesehatan Dasar yang dipublikasi Kementerian Kesehatan RI, sebanyak 1,5% penduduk Indonesia tercatat menderita penyakit jantung koroner pada tahun 2018. Ada sekitar 3,9 juta penduduk Indonesia yang menderita penyakit kronis ini dari total penduduk Indonesia yang berkisar 260 juta orang.

Mengetahui gejala dan penyebab jantung koroner untuk meminimalkan risiko terkena serangan jantung menjadi upaya terbaik yang bisa Anda lakukan. Dengan mengetahui gejala jantung koroner serta apa saja yang menjadi pemicunya, setidaknya ada bisa mengurangi kemungkinan terserang penyakit ini.


Gejala Penyakit

Setiap penyakit sebenarnya memiliki gejala awal dari ringan sampai berat ketika menyerang seseorang, tidak terkecuali dengan penyakit jantung koroner. Beberapa gejala jantung koroner pun mesti Anda waspadai lebih hati-hati karena terkadang gejalanya terkesan sepele. Berikut beberapa gejala penyakit tersebut.

1. Sesak Napas

Penderita penyakit jantung koroner akan mudah merasa sesak napas. Kondisi ini terjadi karena jantung tidak mampu memompa darah secara optimal sehingga aliran darah ke paru-paru juga menjadi terhambat. Alhasil, kurangnya aliran darah dari jantung ke paru-paru akan membuat Anda sulit bernapas alias sesak napas.

Sesak napas sebenarnya tidak hanya menjadi gejala penyakit jantung. Banyak penyakit lain yang menyebabkan sesak napas, seperti asma maupun naiknya asam lambung. Dalam kasus penyakit jantung koroner, sesak napas yang Anda alami akan disertai oleh rasa sakit di dada, khususnya di dada bagian kiri.

2. Dada Berdebar Kencang

Pembuluh darah jantung yang tersumbat otomatis membuat oksigen dan darah yang masuk ke katup jantung berkurang. Alih-alih bekerja lebih ringan, katup jantung justru harus bekerja lebih keras memompa darah, mengalirkannya ke seluruh organ dan bagian tubuh yang membutuhkan. Kondisi ini membuat detak jantung menjadi lebih banyak karena kerja katup yang memang ekstra keras. Jumlah detak yang lebih darah rata-rata sewajarnya ini pada akhirnya membuat dada Anda terasa berdebar kencang.

Normalnya jumlah debaran dada atau detak jantung per menit pada kondisi normal adalah berkisar 60-90 kali. Jika jantung Anda sedang dalam masalah, debarannya bahkan bisa melebihi 120 kali per menit. Jika diilustrasikan, debaran dada tersebut bahkan melebihi ketika Anda usai berolahraga. Jika sudah demikian, baiknya Anda segera berobat ke rumah sakit guna mengantisipasi kemungkinan terburuk berupa serangan jantung.

3. Nyeri Dada

Gejala jantung koroner yang mungkin paling terasa dan menimbulkan kepanikan adalah ketika Anda mengalami angina. Angina merupakan kondisi nyeri dada hebat dan berkelanjutan. Rasa yang ditimbulkan angina dapat digambarkan ketika dada Anda seperti tertindih beban berat ataupun seperti dicubit dengan keras. Rasa sakit tersebut biasanya tidak hanya menetap di dada, tetapi juga menjalar ke bagian tubuh lain, seperti leher, punggung, perut, pundak, hingga lengan.

Gejala nyeri dada ini terjadi karena otot jantung tidak mendapatkan pasokan darah yang kaya oksigen sesuai kebutuhan. Hal ini dikarenakan menyempitnya pembuluh darah jantung akibat timbunan lemak yang ada. Nyeri dada gejala penyakit jantung juga disertai gejala lain, seperti keringat dingin.

4. Keringat Dingin dan Mual

Serangan jantung akibat penyakit jantung koroner yang menimpa seseorang biasanya didahului pula dengan gejala berupa keringat dingin. Keringat dingin tersebut muncul sebagai reaksi tubuh karena otot-otot jantung kekurangan oksigen. Otot-otot jantung tersebut tidak mendapat cukup oksigen karena pembuluh darah yang menyempit. Kekurangan oksigen yang dialami oleh otot jantung jugalah yang menimbulkan gejala nyeri dada.

Karena itu, kondisi keringat dingin yang merupakan gejala dari penyakit jantung kerap dibarengi dengan angina. Kondisi ini disebut juga iskemia. Tidak hanya berupa dingin, iskemia yang merupakan reaksi tubuh akan kekurangan oksigen di otot jantung juga akan membuat Anda merasa mual dan muntah-muntah.

5. Mudah Lelah

Gejala jantung koroner ini paling sering diabaikan oleh banyak orang. Pasalnya, kondisi lelah dianggap wajar sebagai bentuk reaksi tubuh akibat banyaknya aktivitas yang dilakukan. Padahal sangat mungkin terjadi, kelelahan yang menimpa Anda merupakan respons tubuh dari kurangnya aliran darah yang kaya oksigen akibat ketidakoptimalan jantung memompa darah.

Rasa mudah lelah yang merupakan gejala penyakit jantung koroner biasanya didapat secara simultan. Rasa lelah tersebut juga tidak akan hilang walaupun Anda memutuskan untuk beristirahat. Rasa lelah akan terus terasa dalam jangka waktu yang lama, bahkan akan disertai dengan rasa pusing yang cukup parah.


Penyebab Jantung Koroner

Mengetahui gejala jantung koroner amat diperlukan agar Anda bisa melakukan penanganan secara cepat dan tepat sehingga risiko terburuk bisa dihindari. Akan tetapi, Anda juga mesti melakukan pencegahan agar tidak terkena penyakit kronis ini. Berikut beberapa penyebab jantung koroner yang mesti Anda perhatikan dan jauhi.

1. Kolesterol Jahat Tinggi

Jantung koroner adalah kondisi tersumbatnya aliran darah ke katup jantung akibat tersumbatnya arteri yang merupakan pembuluh darah jantung. Penyumbatan terjadi akibat adanya timbunan plak dan lemak, yang merupakan akumulasi dampak dari tingginya kadar kolesterol dalam tubuh seseorang.

Ini bukan berarti Anda tidak memerlukan kadar kolesterol. Anda tetap memerlukan asupan lemak untuk membentuk kolesterol dalam tubuh. Pasalnya, kolesterol berperan pula dalam proses pembentukan sel. Penyebab munculnya plak pada pembuluh darah sendiri lebih disebabkan oleh kolesterol jahat. Sebaiknya Anda menjaga kadar jenis kolesterol yang disebut LDL ini di kurang dari 100 miligram/dl untuk terhindari dari penyakit jantung koroner.

2. Diabetes

Sering kali penyakit jantung koroner tidak berdiri tunggal. Penyakit ini justru menjadi kelanjutan dari penyakit yang diidap oleh seseorang sebelumnya. Jenis penyakit lain yang mudah menyebabkan seseorang terkena penyakit jantung koroner adalah diabetes.

Berdasarkan penelitian, pasien yang mengidap diabetes memiliki risiko dua kali lebih tinggi untuk terkena penyakit jantung koroner dibandingkan yang tidak memiliki riwayat diabetes. Kondisi tersebut terjadi karena diabetes membuat dinding pembuluh darah menebal dan pada akhirnya menghambat aliran darah ke katup jantung.

3. Tekanan Darah Tinggi

Kondisi lain yang kerap menjadi penyebab jantung koroner terkait dengan tekanan darah seseorang. Jika memiliki tekanan darah tinggi, Anda sebaiknya lebih ekstra berhati-hati karena potensi terkena penyakit jantung akan lebih besar. Hal ini karena tekanan darah tinggi atau yang kerap disebut hipertensi membuat pompa jantung mesti bekerja lebih keras.

Sewajarnya tekanan darah seseorang berada di kisaran 90/60 mmHg sampai 120/80 mmHg. Anda tergolong menderita hipertensi jika tekanan darah berada di level 140/90 mmHg ke atas. Jika sudah dalam kondisi demikian, cobalah kurangi asupan natrium atau kadar garam yang masuk ke tubuh.

4. Asupan Makanan Tak Sehat

Kadar kolesterol jahat yang tinggi, diabetes, juga tekanan darah tinggi sebenarnya sangat terpengaruh oleh pola konsumsi makanan Anda setiap hari. Pola makan yang kerap mengonsumsi jenis-jenis santapan berlemak, asin, dan memakai penguat rasa membuat Anda memiliki tingkat risiko lebih tinggi terhadap berbagai penyakit tersebut. Pada akhirnya, kondisi tersebut akan memunculkan risiko penyakit jantung koroner.

Mulai sekarang, cobalah mengonsumsi makanan yang lebih sehat. Hindari makanan-makanan olahan dan instan karena jenis tersebut memiliki kandungan gula dan garam yang sangat tinggi. Kurangi juga makanan dengan lemak tinggi. Sebaliknya, perbanyak asupan makanan tinggi serat, seperti buah dan sayuran.

5. Kurang Olahraga

Minimnya aktivitas akan membuat asupan lemak, garam, dan gula yang Anda masukkan tubuh sulit berkurang. Ketika asupan-asupan tersebut terus bertambah, kemungkinan membentuk plak dalam aliran darah sehingga berpotensi menjadi penyakit jantung koroner sangat mungkin terjadi.

Karena itu, sangat dianjurkan rutin melakukan olahraga guna menghindari penyakit jantung yang satu ini. Setidaknya dalam seminggu, Anda melakukan olahraga minimal 2 kali. Olahraga yang teratur akan membuat kondisi lemak, gula, dan garam dalam tubuh lebih terkontrol.

6. Stres Berlebih

Tiap orang pasti memiliki masalah yang dipikirkan. Menjadi wajar apabila tiap individu pada akhirnya memiliki kadar stres setiap harinya. Namun, menjadi cukup berbahaya apabila Anda tidak mampu mengendalikan tingkat stres. Ini karena tingkat stress yang berlebih bisa memicu penyakit jantung koroner.

Stres bisa berpengaruh terhadap metabolisme tubuh Anda. Metabolisme yang terganggu akan mengurangi penyerapan dan pengontrolan tubuh atas kadar kolesterol, gula darah, dan tekanan darah. Kondisi inilah yang pada akhirnya membuat potensi penyebab penyakit jantung semakin besar.

Terkena penyakit jantung koroner artinya Anda harus menjalani seluruh sisa hidup dengan ditemani penyakit tersebut. Hal tersebut tentunya tidak menyenangkan karena akan membuat ruang aktivitas Anda berkurang sekaligus membuat Anda ketergantungan obat seumur hidup. Karena itu, melakukan pencegahan dengan menghindari penyebab dan menyadari gejala awal dari penyakit ini menjadi sangat penting untuk meminimalkan tingkat risiko yang terjadi.

Satu hal yang tidak boleh Anda abaikan terkait penyakit ini adalah biaya besar yang dibutuhkan untuk penanganan penyakit jantung koroner. Penyakit ini membutuhkan biaya layanan kesehatan yang besar di sepanjang hidup Anda.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel